19 Agustus 2010

Dari Kami

menengadah tangan ini
disudut jalan penuh
bersimpu tubuh yang rapuh
mengoreh sampah demi sesuap nasi
bukan untuk aku dan keluargaku
tapi untuk mereka
mereka yang merampas segalanya
mulai yang sungguh miskin
hingga ingin miskin
membuka telapak tangan dengan wajah merana

kaki dipotong demi upah tak seberapa
mata tercungkil agar tak melihat kejamnya dunia
tapi...
bagaimana anak cucu kami nanti
akankah ada generasi perusak negeri?
bukankah binatang jalang harus di buang
tapi kenapa masih duduk di perkantoran..

ku merangkakkan kaki
merintih penuh welas asih
bagi yang berhati nurani
tengok saja kami
dan yang berhati keji
cukup tinggalkan kami tanpa caci maki

ingin mengeluh dan mengaduh
tapi pada siapa?
belum ada mentri bidang meminta-minta
yang ada malah PNS-PNS di sekolah
pegawai atau ndak gaji sama

inikah pemerintahan kita
gaji buta yang dimakan
mata terbuka tapi buta
bibir bersuara tapi suara setan wujudnya
y jelas saja..
hilang tak berwujud..
hanyut...
dari kami... tetap merana.
meski detik terakhir... tak bermakna

Tidak ada komentar: