Malang, 09 Agustus 2010
Bergememelut awan hitam mencabik-cabik jiwaku penuh harap. Seraya menengadahkan mengharap keridhoan dan ketenangan dalam jiwa sang petualang, menggenggam tali keberhasilan memikat hati mencoba memabsuh noda hitam yang bergelamut darah. Hatiku seakan sedang menari-nari dengan riangnya. Menyambut kebahagiaan dari anugerah yang terindah, tunduk tersipu malu mengiringi derap langkah kaki. Bermunajat ku menghirup kesenangan yang tiada tara.
Ya Rabby….
Sujud syukur atas limpahkan rahmat dan nikmat yang tiada hentinya terguyur untukq. Aku yang rapuh memohon kepada-Mu. Hapus jiwa keangkuhanku. Baju kebesaranku yang ku kenakan. Derap kaki melangkah yang tiada arah…
Ya Allah.
Dengan kasih sayang yang tiada habis terkuras waktu. Nafas yang masih tersisa saat ini hanya aku persembahkan untuk keagungan-Mu. Pundakku letih memikul beban segala masalah, cobaan dan amarah. Mataku sayup melihatangkara murka yang tiada hentinya. Meski pahit dalam merangkak.. aku terima dengan segala keikhlasan hati.
Dalam detik ini, aku memiliki apa yang telah lama aku impikan,,, tapi aku tak ingin kehilangan cinta-Mu. Tak ingin pula aku membagi hatiku selain Untuk-Mu dan Kekasih-Mu Muhammad SAW. Karena ini membuatku semakin yakin betapa cinta ini murni persembahan dari-Mu.
Aku pasrah dalam jejakku. Maka lindungi aku dari segala macam keangkuhan, kemunafikan, kedzoliman, kefakiran, dan segala apa yang menjadi kehendak-Mu.
Akhirnya… puji syukur alhamdulillah seraya bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar