30 Oktober 2011

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan ini kita sebagai manusia saling membutuhkan satu sama lain dan juga saling melengkapi. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan, kedua jenis makhluk hidup ini dalam kehidupannya saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain dengan sesama jenisnya.Makhluk hidup tidak dapat ini tanpa saling melengkapi satu sama lain. Seperti hubungan antara produsen dan konsumen. Pada siklus karbon terdapat juga hubungan antara produsen dan konsumen, hal ini mutlak adanya dan hal ini berguna untuk menjaga kestabilannya tersebut. Pada siklus karbon ini baik produsen maupun konsumen memilki peran masing-masing yang tentu saja sangat penting dalam proses terjadinya hubungan antara produsen dan konsumen. Untuk dapat mengetahuinya kita dapat mempelajarinya.

1.2 Tujuan percobaan
Tujuan pada praktikum ini adalah untuk memahami peran produsen dan konsumen dalam siklus karbon.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan ini kita sebagai manusia saling membutuhkan satu sama lain dan juga saling melengkapi. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan, kedua jenis makhluk hidup ini dalam kehidupannya saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain dengan sesama jenisnya.Makhluk hidup tidak dapat ini tanpa saling melengkapi satu sama lain. Seperti hubungan antara produsen dan konsumen. Pada siklus karbon terdapat juga hubungan antara produsen dan konsumen, hal ini mutlak adanya dan hal ini berguna untuk menjaga kestabilannya tersebut. Pada siklus karbon ini baik produsen maupun konsumen memilki peran masing-masing yang tentu saja sangat penting dalam proses terjadinya hubungan antara produsen dan konsumen. Untuk dapat mengetahuinya kita dapat mempelajarinya.

1.2 Tujuan percobaan
Tujuan pada praktikum ini adalah untuk memahami peran produsen dan konsumen dalam siklus karbon.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan siklus karbon dan mutlak diperlukan dalam suatu ekosistem untuk menjaga kestabilannya. Di lingkungan terbuka, sangat sulit untuk menentukan faktor apa yang mempengaruhi hubungan tersebut karena terdapat banyak faktor yang mempengaruinya. Dalam siklus karbon, atom karbon terus mengalir dari produsen ke konsumen dalam bentuk molekul CO2 dan karbohidrat, sedangkan energy foton matahari digunakan sebagai pemasok energi yang utama. produsen memerlukan CO2 yang dihasilkan konsumen untuk melakukan fotosintesis. Dari kegiatan fotosintesis tersebut, produsen dapat menyediakan karbohidrat dan oksigen yang diperlukan oleh konsumen untuk melangsungkan kehidupannya (Anshory, 1984).
Siklus karbon sendiri memiliki arti yang luas. Dalam siklus karbon cadangan di atmosfer adalah sangat kecil jumlahnya jika dobandingklan dengan jumlah karbon yang ada didalam laut, minyak bumi dan cadangan-cadangan lain di dalam kerak bumi. Kehilangan karbon dalam aktifitas pertanian (misalnya karena penambahan karbon ke atmosfer lebih banyak dari pada yang disebabkan karena yang diikat oleh tanaman-tanaman tidak dapat menggantikan karbon yang dilepaskan dari tanah, terutama yang diakibatkan karena seringnya pengolahan tanah. Penebangan hutan dapat melepaskan karbon yang tersimpan dalam kayu, terutama apabila kayu tersebut segera terbakar, dan kemudian diikuti oleh oksidasi humus jika lahan tersebut digunakan untuk pengembangan daerah p[ertanian dan perkotaan (Hadioetomo, 1993).
Agar dapat lebih memahami tentang siklus karbon di dalam ekosistem, akan dimulai dari karbon dioksida (CO2) yang ada di udara atau larut di dalam air. CO2 dibentuk menjadi senyawa tertentu melalui proses fotosintesis. Senyawa ini bergabung dengan berbagai cara membentuk materi organism. Selama proses fotosintesis berjalan, energi dijalinkan ke dalam senyawa organic. Senyawa organik yang dihasilkan oleh produsen dapat diteruskan kepada konsumen. Waktu produsen atau konsumen menggunakan energi dari senyawa-senyawa organic, CO2 dapat dilepas kembali baik ke udara maupun ke dalam air, bergantung pada lingkungan hidup organism. Tetapi selama masih ada energi yang dapat dipergunakan, senyawa-senyawa organic akan tetap ada. Baik produsen maupun konsumen dapat membuang sisa materi yang mengandung karbon. Kalau organism mati tubuh mereka akan tinggal sebagai tumpukan suatu senyawa-senyawa karbon. Organisme saprovor (pembusuk) menyempurnakan proses pelepasan karbon (dalam bentuk CO2) dari sisa kotoran dan jasad-jasad yang mati. Sebagian besar dari saprovor yang menjadi konsumen terakhir, adalah mikroorganisme, kecuali jamur yang jelas dapat dilihat dengan mata bugil. Kadang-kadang proses pembusukkan yang dilakukan oleh sapravor berjalan sangat lambat, sehingga selama masa berjuta-juta tahun sejumlah besar senyawa karbon dapat menumpuk dalam bentuk gambut, batubara dan minyak bumi. Beberapa organism mengalihkan arus karbon melalui batu karang yang selanjutnya tertimbun sebagai batuan. Dengan demikian, lintasan arus utama siklus karbon adalah dari atmosfer atau hidrosfer ke dalam jasad hidup, kemudian kembali lagi ke atmosfer atau hidrosfer (Amir, 1981).
Ada beberapa persesuaian pendapat terhadap masalah CO2 dan kontribusi dari berbagai aktivitas manusia terhadap pengkayaan CO2 di atmosfer. Suatu pandangan yang ekstrim dari Woodwell dkk (1978), mengatakan bahwa pembinasaan atau pembakaran “pool biotik” (misalnya, pembakaran hutan) sama pentingnya dengan pembakaran minyak bumi. Broecke dkk (1977), menyimpulkan bahwa sumber CO2 terbesar berasal dari pembakaran minyak bumi, dibandingkan dengan sumber-sumber lainnya. Bolin (1977) setuju terhadap semua pendapat diatas, bahkan hutan-hutan merupakan cadangan karbon dalam biomasa hutan sebanyak 1,5 kali lipat dan didalam humus tanah hutan sebanyak 4 kali lipat dari banyaknya karbon diatmosfer (Kamajaya.1996).
Oksidasi humas yang cepat dan pelepasan gas CO2 yang pada lazimnya ditahan dalam tanah yang mempunyai efek tajam dari pada apa yang baru diketahui sekarang termasuk pengaruhnya terhadap peredaran nutrient lainya. Sebagai contoh, Nelson (1967) menggunakan kerang untuk menunjukkan bahwa penggundulan hutan dan aktivitas pertanian telah mengakibatkan penurunan jumlah “trace element” tertentu dalam aliran permukaan tanah. Dia menemukan bahwa kerang yang berumur 1000 tahun hingga 2000 tahun mengandung sekitar 50 – 100% lebih banyak mangan (mg) dan barium (Ba) dibandingkan dengan kerang sekarang. Dalam proses pembersihan (eliminasi) Nelson berkesimpulan bahwa pengurangan aliran air asam yang mengandung CO2 yang merembes ke dalam tanah dapat mengurangi kecepatan pelarutan unsure-unsur tersebut dari batuan yang dialirinya. Dengan kata lain, air sekarang cenderung lebih cepat mengalir di permukaan tanah dari pada merembes kebawah melalui lapisan humas dalam tanah (Sowasono, 1987).


BAB III
METODE PRAKTIKUM
 3.1 waktu dan tempat

praktikum ekologi tumbuhan dilaksanakan di laboratorium ekologi tumbuhan jurusan biologi fakultas sains dan teknologi Univerrsitas islam negeri maulana malik ibrahim malang
3.2 alat dan bahan
alat yang digunakan adalah tabung biakan, plastik, dam karet.
bahan yang digunakan adalah siput air, brontimol blue, air, dan siput air
3.3 cara kerja
1. tabung-tabung biakan dibagi menjadi dua kelompok A dan B. masing-masing kelompok dibagi menjadi A1, A2, A3, A4 dan B1, B2, B3, B4.
2. Seluruh tabung diisi dengan menggunakan air kolam sampai mencapai ketinggian kira-kira 20 cm dari mulut tabung.
3. Bromtimol biru diteteskan sebanyak 3 tetes ke dalam masing-masing tabung.
4. Tabung dirangkai dan ditempatkan sesuai dengan rancangan percobaan

Rangkaian tabung A dipindahkan ke kamar gelap dan rangkaian tabung B di kamar terang.
5. Setelah 24 jam, perubahan yang meliputi perubahan warna indikator, siput dan hydrilla diamati dan dicatat pada tabel pengamatan selama 7 hari


4.2 Pembahasan

Pada percobaan yang telah dilakukan untuk dapat memahami peran produsen dan konsumen pada siklus karbon digunakan tiga perlakuan yang berbeda-beda, ada yang didalam ruangan, diluar ruangan, dan ada yang ditempat gelap. Masing-masing perlakuan tersebut menggunakan 4 tabung yang isinya berbeda-beda. Tabung pertama diisi dengan air kolam ditambah siput ditambah larutan bromtimol biru, pada tabung ketiga diisi dengan air kolam ditambah siput ditambah Hydrilla ditambah bromtimol biru, pada tabung keempat diisi dengan air kolam ditambah hydrilla ditambah dengan bromtimol biru, dan pada tabung ke empat diisi dengan air kolam ditambah dengan bromtimol biru.
Pada percobaan ini bromtimol biru berfungsi sebagai indikator untuk dapat mengetahui apakah terdapat CO2 didalam tabung reaksi karena larutan bromtimol biru sangat sensitif dengan CO2, kesensitifan ini dapat dilihat dengan adanya reaksi perubahan warna. Setelah menempatkan masing-masing golongan tabung ketempat yang telah dilakukan dengan perlakuan yang berbeda, tabung-tabung tersebut didiamkan selama 24 jam agar dapat melihat reaksi yang terjadi.
Setelah 24 jam diperoleh hasil pengamatan, pada saat didalam ruangan di peroleh hasil pada tabung pertama yang diisi dengan air kolam + siput + bromtimol biru warna indikator kuning sekali, siput hidup tetapi kurang aktif, terjadi perubahan warna yang kuat, hal ini membuktikan bahwa CO2 lebih banyak. Siput terlihat kurang aktif karena proses fotosintesis yang terjadi sangat minim, hal ini disebabkan karena tabung diletakkan didalam ruangan. Pada tabung kedua dengan isi air kolam + siput + hydrilla + bromtimol biru warna indikator kuning bening, siput hidup tetapi kurang aktif, hydrilla berwarna hijau segar, hal ini menunjukkan bahwa respirasi lebih kuat. Pada tabung ke tiga dengan isi air + hydrilla + bromtimol biru warna indikator biru bening hydrilla hijau segar, hal ini menunjukkan O2 berebut karena jumlah cahaya yang terbatas. Pada tabung keempat diisi dengan air kolam + bromtimol biru, tabung keempat ini hanya digunakan sebagai kontrol.
Perlakuan diluar ruangan, pada tabung pertama yang diisi dengan air kolam + siput + bromtimol biru warna indikator kuning, siput hidup aktif, hal ini menunjukkan terdapat CO2 dan fotosintesis berjalan lancar karena mendapat cahaya yang cukup. Pada tabung kedua dengan isi air kolam + siput + hydrilla + bromtimol biru warna indikator tetap biru, siput hidup aktif, hydrilla tetap hijau segar, hal ini menunjukkan keseimbangan antara CO2 dan O2. Pada tabung ke tiga dengan isi air + hydrilla + bromtimol biru warna indikator biru pekat, hydrilla tetap hijau segar, hal ini menunjukka tidak terjadi respirasi. Pada tabung keempat diisi dengan air kolam + bromtimol biru, tabung keempat ini hanya digunakan sebagai kontrol.
Pada perlakuan diruag gelap, pada tabung pertama yang diisi dengan air kolam + siput + bromtimol biru warna indikator kuning, siput mati, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi proses fotosintesis sehingga siput tidak dapat mengambil O2 yang terjadi hanya lah proses respirasi yang dihasilkan oleh siput tersebut, Pada tabung kedua dengan isi air kolam + siput + hydrilla + bromtimol biru warna indikator kuning sekali, siput mati, hydrilla layu, hal ini menunjukkan hydrilla berubut O2 dengan siput, hydrilla juga tidak dapat berfotosintesis dengan tidak adanya cahaya. Pada tabung ke tiga dengan isi air + hydrilla + bromtimol biru warna indikator bening, hydrilla layu, hal ini menunjukkan bahwa respirasi terjadi sedikit tetapi fotosintesis tidak terjadi. Pada tabung keempat diisi dengan air kolam + bromtimol biru, tabung keempat ini hanya digunakan sebagai kontrol.
Dari hasil yang telah kita peroleh dapat dilihat bahwa organisme-organisme yang mati terlebih dahulu terdapat pada tabung yang diberi perlakuan ditempat gelap, hal ini karena tidak terjadi fotosintesis ditempat gelap karena tidak tersedianya cahaya pada tempat gelap. Organisme-organisme tersebut membutuhkan zat O2, CO2, dan karbohidrat. Peristiwa yang ditunjukkan dengan perubahan warna pada bromtimol biru adalah peristiwa respirasi, karena peristiwa respirasi menghasilkan CO2 yang sangat sensitif terhadap bromtimol biru, kesensitifan ini dapat dilihat dengan adanya perubahan warna pada bromtimol biru. Apabila terjadi respirasi yang cukup banyak, tabung tersebut tampak berembun. Pada tabung A4 dan B4 bromtimol biru tidak mengalami perubahan warna, karena tabung-tabung tersebut hanya berisi dengan air kolam dan bromtimol biru, tidak terdapat organism didalamnya, tabung-tabung ini hanya berfungsi sebagai kontrol. Dari rancangan paercobaan dapat dilihat bahwa fungsi tabung A4 dan tabung B4 hanya berfungsi sebagai control atau sebagai pembanding untuk dapat mengetahui apakah percobaan yang telah dilakuakan berhasil atau tidak. Hasil yang diperoleh adalah semua organisme yang ditempatkan ditempat gelap akan mati semua karena tidak tersedianya cahaya untuk produsen melakuakan proses fotosintesis, tanpa adanya O2 yang dihasilkan pada proses fotosintesis, konsumen tidakl dapat hidup dan melakuakn proses respirasi. Pada tabung A4 dan B4 bromtimol biru tidak mengalami perubahan warna, karena tabung-tabung tersebut hanya berisi dengan air kolam dan bromtimol biru, tidak terdapat organism didalamnya, tabung-tabung ini hanya berfungsi sebagai kontrol. Hasil yang diperoleh adalah semua organisme yang ditempatkan ditempat gelap akan mati semua karena tidak tersedianya cahaya untuk produsen melakuakan proses fotosintesis, tanpa adanya O2 yang dihasilkan pada proses fotosintesis, konsumen tidakl dapat hidup dan melakuakn proses respirasi. Disini siklus karbon berperan atau berjalan jika berubah menjadi kuning yang sebelumnya indikatornya berwarna biru.





BAB V
PENUTUP



5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah :
1. Produsen berperan sebagai penyedia oksigen dan karbohidrat bagi konsumen
2. Konsumen berperan sebagai penyedia CO2 untuk produsen untuk digunakan produsen dalam melakukan proses fotosintetis.
3. Hubungan produsen dan konsumen saling bergantung satu sama lain, jika salah satu tidak dapat melakukan proses dengan baik maka proses lainyya tidak akan bisa berjalan.
4. Dalam melakukan proses fotosintesis mutlak diperlukan bantuan cahaya matahari.
5. Sinar matahari, CO2, O2, dan karbohidrat sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan antara hubungan produsen dan konsumen.
6. Dalam percobaan ini dapat dilihat adanya siklus karbon, yang dapat dilihat pada tabung reaksi kedua. Karena pada tabung ini terjadi interaksi timbal balik antara Hydrilla dan siput.
7. Kondisi ruangan dapat mempengaruhi keasamaan suatu lingkungan, ini dapat dilihat pada perbedaan warna, dan bentuk produsen, pada kamar terang dan kamar gelap. Pada kamar gelap, kondisi asamnya lebih pekat, daripada di kamar terang.


5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum ini para praktikan dapat lebih memperhatikan dan memahami prosedur kerja yang ditunjukkan oleh para asisten.





DAFTAR PUSTAKA


Amir, A. 1981. Biologi umum. Gramedia. Jakarta.

Anshory, I. 1984. Biologi umum. Genesa Exact. Bandung

Hadioetomo, ratna Sari. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT. Gramedia: Jakarta.

Kamajaya.1996. Sains Biologi. Ganeca Exact. Bandung

Sowasono, Haddy. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press, Jakarta

Tidak ada komentar: